Thursday 8 September 2016

Aku sudah Lupa..

Kau, sebait sajak yang sengaja aku buat perih. Supaya mengingatkanku untuk tak kembali mengharap padamu dengan tertatih. Sudah cukup harapanku terkubur di liang pengharapan yang semakin sempit dan rasanya takan ada celah untuk cahaya sekedar menyeruak masuk memenuhi ruang hampa yang kau cipta dengan tanpa sengaja. Aku mendambamu layaknya kau mendambanya, maka dari itu aku berhenti. Aku tak bisa hidup dengan bayangan seseorang yang bahkan tak melihatku satu tatap pun. Aku justru ingin kau merasakan hal yang sama denganku, melihatmu
seperti itu mungkin akan membuatku tersenyum impas.

Dan pada saat itu mungkin kau akan menghampiriku, menangis dipundaku dan memintaku mengusap air mata yang kau teteskan untuk seseorang yang dengan bodohnya menyiakan sayangmu. Kau memintaku untuk membuat tawa untuk menutupi duka yang sedang kau landa karnanya. Dan saat matamu sudah berhanti mengalirkan air mata, dukamu sudah berubah tawa kau akan berterimakasih kepadaku, menjabat tanganku lalu kemudian kau berlalu. Kau kembali padanya, seseorang yang dengan jelas-jelas sudah membuatmu terluka hebat.

Aku masih tak percaya, ternyata dulu kita juga memiliki kegiatan yang hampir serupa. Yaitu, walaupun kau sudah pernah kecewa kau tetap kembali padanya dan mungkin suatu saat kalian akan berbagi sayang hingga seorang anak memanggil kalian ayah dan ibu. Yang kulakukan sedikit berbeda, aku tetap mengharapkanmu meski aku tahu tidak ada bahagia yang kau bagi denganku. Kita sama-sama menaruh harap untuk orang yang kita sayang, aku mengharapkanmu dan kau mengharapkan yang lainnya.

Sudah cukup bagiku memintal perih, mengucapkan kalimat sayang yang terkesan lirih. Aku senang dulu aku menyukaimu, aku senang dulu aku mengharapkanmu. Dan aku senang mengetahui bahwa kini kau telah menjadi wanita yang lebih baik, setidaknya orang-orang mangatakan demikian.

Baik-baik disana, jangan lupa istirahat, jangan tidur terlalu larut, tetap menjadi seseorang aku kenal ketika kita jumpa kelak, dan maaf aku tak bisa untuk tak khawatir padamu..

Saat itu mari kita tertawakan aku yang menyukaimu dulu, tertawa bersama tanpa ada canggung akibat rasa yang terkesan nanggung.

Lalu kemudian biarkan pasanganmu bercerita bagaimana kau berjuang untuknya,
bagaimana kalian melewati malam dimusim dingin bersama..
Agar aku yang dulu terlihat bukan apa-apa..
dan agar aku di waktu itu terlihat sebagai pecundang karna tak bisa melakukan apa yang pasanganmu ceritakan.

Tapi maaf.. dihari itu, aku sudah lupa cara untuk menyukaimu.

4 comments:

Kalo ada kritik atau saran-saran bisa dikolom komentar ya, Terimakasih..