Wednesday 1 June 2016

SELINTAS

Masih bisa dibayangkan dengan jelas ketika hari pertama kita berkumpul dalam satu kelas, tak pernah saling kenal, tak pernah saling sapa, tak pernah bertemu sebelumnya. Dengan masih menyombongkan tempat asal dan kebiasaan tak biasa yang pernah dilakukan.
Kemudian kita mulai mengenal satu sama lain, mulai membentuk kelompok-kelompok kecil dengan satu dua orang yang
lebih dominan sampai semua dirasa sama. Menunjukan sedikit pribadi masing-masing agar bisa diterima, dan melakukan hal gila lainnya hanya untuk sekedar lebih diterima dalam kelompoknya. Melakukan hal yang tak diinginkan tapi memang perlu dilakukan.
Lalu berlanjut dengan humor yang kian hari kian menyakiti, sebab sesuai dengan sebuah slogan "Makin Dekat, Makin Nekat (iklan rokok)"  kita menjadi pribadi yang semakin erat. Saling menyayangi dengan cara tersendiri dengan bentuk yang sulit untuk dipahami.
Semuanya terjadi begitu saja, melalui candaan-candaan yang kadang terlalu berlebihan lalu kemudian termaklumi oleh hasil dari proses perkenalan. Mulai saling memperhatikan satu sama lain hingga timbul perasaan lain. Rasa aneh yang membuat sebagian orang yang mengalaminya merasa malu, gugup, atau bahkan risih dengan seseorang yang ia tambat, menjadi bumbu yang manis pada setiap pertemuan dan cukup pahit pada saat perpisahan.
Mencakup semuanya, kita bisa menyebutnya sebagai keluarga kedua, tapi dengan hanya ada persamaan, kepercayaan, simpati dan juga empati tanpa adanya sosok Ayah dan Ibu. Saling memberi perhatian dan saling memberi pengertian, berbagi berbagai hal dengan sesama menjadi bekal dimasa depan yang masih berupa tanda tanya.
"Menguatkan yang rapuh, membangunkan yang jatuh".
Kemudian satu yang tak pantas kita lupakan, ketika kita menangis bersama tanpa peduli bagaimana orang lain merendahkan. Dan tak pernah terfikirkan bahwa merasa kehilangan bisa sampai seberat itu, melepas satu rekan yang tak mungkin kita lupakan.
Mungkin selamanya kita masih bisa membayangkan bagaimana ia tersenyum, bagaimana ia berbicara dengan dan tanpa nada, dan juga bagaimana ia melepaskan tawa khasnya. Terimakasih atas semua cerita, dan sampai jumpa dikehidupan yang lainnya.
Selamat malam, satu permintaan sederhana...
"Tolong..jangan lupakan semuanya"

No comments:

Post a Comment

Kalo ada kritik atau saran-saran bisa dikolom komentar ya, Terimakasih..